Thursday, October 2, 2014

Teori Belajar Jerome S. Bruner

      
   Teori Belajar Jerome S. Bruner - Belajar merupakan aktifitas yang berproses, dimana didalamnya terdapat  perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap dimana antara tahapan yang satu dan lainnya saling berhubungan secara berurutan dan fungsional.  Dalam memandang proses belajar, Brunner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang dan interaksi dengan lingkungan sekitar.

Teori Belajar Jerome S. Bruner
Teori Belajar Jerome S. Bruner

       Dalam teorinya yang dikenal dengan discovery learning, Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik, jika siswa mampu menjadi aktif dan kreatif dalam mempelajari sesuatu. Bruner menekankan siswa dapat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya melalui eksplorasi dan manipulasi objek, membuat pertanyaan serta melakukan eksperimen. Selain itu guru sebagai pendidik juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi sendiri suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum melalui contoh – contoh konkrit. 

Tahap Pembelajaran Menurut Brunner


     1.   Tahap Enaktif 

        Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu. 

    2.  Tahap Ikonik 
    Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas (butir a). 

     3. Tahap Simbolis 

     Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek seperti pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain. 

      Sebagai contoh, dalam mempelajari penjumlahan dua bilangan cacah, pembelajaran akan terjadi secara optimal jika mula-mula siswa mempelajari hal itu dengan menggunakan benda-benda konkret (misalnya menggabungkan 3 kelereng dengan 2 kelereng, dan kemudian menghitung banyaknya kelereng semuanya ini merupakan tahap enaktif). Kemudian, kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan gambar atau diagram yang mewakili 3 kelereng dan 2 kelereng yang digabungkan tersebut (dan kemudian dihitung banyaknya kelereng semuanya, dengan menggunakan gambar atau diagram tersebut/ tahap yang kedua ikonik, siswa bisa melakukan penjumlahan itu dengan menggunakan pembayangan visual (visual imagenary) dari kelereng tersebut. Pada tahap berikutnya yaitu tahap simbolis, siswa melakukan penjumlahan kedua bilangan itu dengan menggunakan lambang-lambang bialngan, yaitu : 3 + 2 = 5. 

Teori Belajar Jerome S. Bruner Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown