Friday, October 3, 2014

Teori Belajar Skinner


B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.

Teori  Belajar Skinner
Teori  Belajar Skinner
Penganut paham psikologi behavior yang lain yaitu Skinner, berpendapat hampir senada dengan hokum akibat dari Thorndike. Ia mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus – respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, apabila representasinya mengiringi suatu tingkah laku yang cenderung dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif adalah stimulus yang dihilangkan/dihapuskan karena cenderung menguatkan tingkah laku.

Skinner mengembangkan teori kondisioning dengan menggunakan tikus sebagai kelinci percobaan. Dari hasil percobaannya Skinner membedakan respon menjadi dua, ialah respon yang timbul dari stimulus tertentu dan operant (instrumental) respons yang timbul dan berkembang karena diikuti oleh perangsang tertentu. Oleh karena itu, teori Skinner ini dikenal dengan operant conditioning.
    Seperti halnya Thondike, Skinner menganggap “reward” atau “reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku.

Jenis Respons

Skinner membagi dua jenis respon dalam proses belajar, yakni :
(1). Responsents     :     respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlov
(2). Operants          :     respon yang terjadi karena situasi random

    Perbedaan penting antara Pavlov’s classkal conditioning dan Skinner’s operant conditioning ialah dalam classikal conditioning, akibat-akibat suatu tingkah laku itu. Reinforcement tidak diperlakukan karena stimulusnya menimbulkan respon yang diinginkan.

    Operant conditioning, suatu situasi belajar dimana suatu respons dibuat lebih kuat akibat reinforcement langsung.
    Dalam percobaannya terhadap tikus-tikus dalam sangkar, digunakan suatu “diskriminative stimulus” (tanda untuk memperkuat respons) misalnya tombol, lampu, pemindah makanan. Disamping itu, digunakan pula suatu “reinforcemen stimulus, berupa makanan”.
Dalam pengajaran, operants conditioning menjamin respon-respon terhadap stimulus. Apabila murid tidak menunjukkan reaksi-reaksi terhadap stimulus guru tak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah tujuan behavior. Guru berperan penting di dlaam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

Jenis-jenis stimulus :

(1)    Positive reinforcement : Penyajian stimulus yang meningkatkan probabilitas suatu respon
(2)    Negative rinforcement : Pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan, yang jika dihentikan akan mengakibatkan probabilitas respon
(3)    Hukuman : pemberian stimulus yang tidak menyenangkan misalnya : “Contradktion or reprimand”. Bentuk hukuman lain berupa penangguhan stimulus yang menyenangkan (removing adalah pelasant  or reinforcing stimulus).
(4)    Primary rinforcement : stimulus pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisiologis
(5)    Modifikasi tingkah laku guru : Perlakuan guru terhadap murid-murid berdasarkan minat dan kesenangan mereka.

4 Cara Penjadwalan reinforcement

Jadwal reinforcement menguraikan tentang kapan dan bagaimana suatu respon diperbuat ? Ada empat cara penjadwalan reinforcement :
1.    “Fixed-ratio schedule”; yang didasarkan pada penyajian bahan pelajaran, yang mana pemberi reinforcement baru memberikan penguatan respon setelah terjadi jumlah tertentu dari respon.
2.    “Variable ratio schedule”; yang didasarkan penyajian bahan pelajaran dengan penguat setelah rata-rata respon
3.    “Fixed interval schedule”; yang didasarkan atas satuan waktu tetapi diantara “reinforcement”
4.    “variable interval schedule”; pemberian renforcement menurut respon betul yang pertama setelah terjadi kesalahan-kesalahan respon.

Operant Conditioning

Paling tidak tidak, ada enam konsep operant conditioning ini yaitu :
a.    Penguatan positif dan negatif
b.    Shopping, ialah proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati tingkah laku yang diharapkan.
c.    Pendekatan suksesif, ialah proses pembentukan tingkah laku yang menggunakan penguatan pada saat tepat hingga respon pun sesuai dengan yang diisyaratkan.
d.    Extention, ialah proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan.
e.    Chaining of respons, ialah respon dan stimulus yang berangkaian satu sama lain
f.    Jadwal penguatan ialah variasi pemberian peguatan : rasio tetap dan bervariasi, interval tetap dan bervariasi.

Asumsi Dasar Skinner

Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah.
  1. Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior ofl awful). Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwaperistiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.
  2. Tingkahlaku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Ilmu bukan hanya menjelaskan, tetapi juga meramalkan.Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga peristiwa yang akan datang.Teori yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksimengenai tingkah laku yang akan datang dan menguji prediksi itu.
  3. Tingkahlaku dapat dikontrol (Behavior can be controlled). Ilmu dapat melakukkan antisipasi dan menentukan/membentuk(sedikit-banyak) tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tahubagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi dia sangat berkeinginan untukmemanipulasinya. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan tradisional yangmenganggap manipulasi sebagai serangan terhadap kebebasan pribadi. Skinnermemandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu, sedangkanpandangan tradisional berpendapat tingkah laku merupakan produk perubahan dalamdiri secara spontan.

Skinner membedakan perilaku atas :

  1. Perilaku alami (innate behavior), yang kemudiandisebut juga sebagai clasical ataupun respondent behavior, yaitu perilaku yangdiharapkan timbul oleh stimulus yang jelas ataupun spesifik, perilaku yangbersifat refleksif.
  2. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilakuyang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, namun semata-mataditimbulkan oleh organisme itu sendiri setelah mendapatkan penguatan.

      Skinner yakin jika ke banyakan perilaku manusia dipelajari lewat Operant Conditioning atau pengkondisian operan, yang kuncinya adalah penguatan segera terhadap respons. Operant Conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku yang dapatmengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Kelebihan Teori  Belajar Skinner

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan Teori  Belajar Skinner

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.


Demikian tadi uraian mengenai Teori  Belajar Skinner semoga bermanfaat.

Teori Belajar Skinner Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown