Piaget (dalam Mulyasa, 2007 : 108) menyatakan inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya.
Pengertian dan Langkah Metode Pembelajaran Inquiry (Inkuiri) |
Pengertian Metode Inkuiri
Kuslan dan Stone (Dahar dan Liliasari 1986, dalam Iskandar, 1996/1997:68) mendefinisikan “pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan”.Hinrichsen juga menambahkan bahwa (1999) inkuiri mengandung dua makna utama yaitu inkuiri sebagai inti dari usaha ilmiah dan inkuiri sebagai strategi untuk belajar mengajar IPA, sebagai strategi mengajar IPA inkuiri merupakan metode yang mengharuskan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui pertanyaan mereka tentang suatu hal, kemudian merencanakan dan melakukan investigasi untuk menjawab pertanyaan tersebut, melakukan analisis dan mengkomunikasikan hasil penemuan mereka.
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
Sedangkan Ambarjaya (2012:96) mengemukakan bahwa pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diperoleh. Senada dengan Ambarjaya, W. Gulo (2008:84) mendefinisikan metode inquiry sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.
Steve Olson and Susan Loucks-Horsley (2000:13) mendefinisikan inquiry (inkuiri) sebagai berikut.
“Inquiry is a multifaceted activity that involves making observations; posing questions; examining books and other sources of information to see what is already known; plan-ning investigations; reviewing what is already known in light of experi- mental evidence; using tools togather, analyze, and interpret data;proposing answers, explanations, and predictions; and communicat-ing the results. Inquiry requires identification of assumptions, use of critical and logical thinking, and consideration of alternative explanations.”
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menekankan peserta didik untuk dapat secara kritis dan analitis mengajukan pertanyaan mengenai suatu permasalahan kemudian mencari dan menyelidikinya hingga dapat menemukan penyelesaiannya. Jadi, Inquiry sebagai metode pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung guru harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar
Proses-proses inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis, mensintesis pengetahuan, mengembangbangkan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin tahu, terbuka dan bertanggung jawab.
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan penemuan yang menuntut pengetahuan yang lebih kompleks dibandingkan pendekatan discovery. Pada pendekatan inkuiri siswa dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan suatu konsep, sehingga dalam menyusun rancangan percobaan dilakukan atas kemampuannya sendiri. Pada pendekatan inkuiri, permasalahan dilontarkan oleh guru, cara pemecahan masalah ditentukan oleh siswa, penemuan kesimpulan juga dilakukan oleh siswa.
Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri
Berikut ini ciri-ciri menurut Wina sanjaya (2012 : 196) adalah sebagai berikut :Strategi pembelajaran menenkankan kepada aktifitas siswa secara maksima untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diserahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktifitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa macam model pembelajaran inkuiri diantaranya:a. Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)
Pembelajaran inkuri terbimbing merupakan suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam prosesnya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaanya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan suatu masalah.b. Modified Inquiry
Model pembelajaran tipe ini guru tidak memberikan permasalahan, kemudian siswa ditugasi untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Disamping itu guru memperoleh narasumber yang tugasnya hanya memberikan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.c. Free Inquiry
Model ini harus mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model ini lebih bebas dari pada yang kedua jenis sebelumnya.d. Inquiry Role Approach
Model pembelajaran inkuiri model ini melibatkan dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasehat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.e. Invitation Into Inquiry
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara yang lazim ditempuh oleh para ilmuan, suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalu pertanyaan masalah yang lebih direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau ini mungkin semua kegiatan.f. Pictorial Riddle Inquiry
Model ini merupakan metode mengarang yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Gambar, peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara bertikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu riddle berupa gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.g. Syneclis Lesson Inquiry
Model jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan, supaya dapat membaca intelegensinya dan mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena dapat membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.h. Value clarifikation
Model pembelajaran jenis inquiry ini siswa yang difokuskan padapemberian penjelasan tentang suatu tata aturan nilai-nilai pada suatu proses-proses
pembelajaran.
Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:- Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
- Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
- Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
- Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
- Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Secara lebih jelas sintaks yang telah dituliskan diatas dituliskan kembali menurut Sudjana (1989). Dimana ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu :1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimili sejak individu itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berfikir lebih lanjut.
3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan menggunakan potensi berfikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guur dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.4. Manarik kesimpulan atau generalisasi
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan5. Mengaplikasikan kesimpulan
Proses ini merupakan tahap akhir dari pembelajaran yang akan menentukan keterserapan materi oleh siswa, sehingga guru perlu menaruh perhatian yang lebih besar pada bagian ini.Berdasarkan tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan dalam lima tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri, keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek yang sama penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar/Mengajar dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan mendapatkan hasil yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan sebanyak mungkin alat indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera sehingga pengetahuan siswa akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus memikirkan efek samping terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa. Kelemahan pendekatan inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi kalau guru tidak melakukan pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab. Guru penting melakukan monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
Kelebihan Pembelajaran Inkuiri
- Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
- Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:- Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.