Tuesday, March 1, 2016

MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

ilmupendidik.com - Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam teori belajar. Teori –teori ini diciptakan oleh para ahli dan terus diikuti oleh para penganutnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran teori belajar sering kali menjadi rujukan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Terdapat ber macam-macam terori belajar dan diantaranya adalah sebagai berikut.

Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme mendasarkan pada prinsip bahwa siswa haruslah membangun pengetahuannya sendiri. Kata konstruksi sendiri bersifat membangun sehingga ini merupakan upaya untuk membangun pengetahuan yang dimiliki dan bukkannya transfer pengetahuan. Pada prinsip pembelajaran konstruktivisme diperlukan waktu yang sepadan agar siswa mampu membangun teorinya sendiri. Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat konsep atau aturan yang harus dihafal oleh manusia. Pengetahuan merupakan kumpulan ilmu yang dibangun sedikit demi sedikit oleh manusia, sehingga untuk menguasainya manusia memerlukkan pemahaman dan tidak hanya ingatan.

Dari segi berpikir filosofis teori belajar konstruktivisme merupakan landasan dari proses belajar kontekstual dimana pengetahuan didapatkan secara betahap dan terus dikembangkan dengan konteks yang tak terbatas. Teori belajar ini sangat menguntungkan siswa, pasalnya siswa akan lebih bisa mengatasi dan menyelesaikan masalah yang menimpanya menggunakan pengetahuan yang telah dibangun. Ini dimungkinkan karena siswa secara aktif ikut terlibat dalam membangun pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman mereka mengenai pengetahuan jauh lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pengetahuan dari transfer pengetahuan. Walaupun waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan teori belajar ini juga sepadan dengan hasil yang nantinya akan diperoleh.

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme mendasarkan pada prinsip dimana suatu perilaku hanya dapat dicapai dengan adanya proses belajar. Teori ini menganggap adanya suatu aliran behavioristic yang membantu terbentuknya suatu perilaku. Jadi seseorang yang tinggal ditempat dan kondisi lingkungan berbeda akan memiliki tingkah laku yang berbeda pula. Teori ini berkembang sesuai dengan alasan mengapa setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Sopan disuatu wilayah bisa jadi tidak sopan diwilayah lainnya. Teori ini juga mendukung mengapa ada anak yang pandai melakukan suatu hal karena suatu latihan dan proses belajar.
 Teori behaviorisme ini berkaitan juga dengan stimulus-responnya, artinya suatu pengetahuan didapatkan karena adanya suatu pembiasaan semata. Jika kita mengambil kasus ujian maka anda pasti akan menyadarinya bahwa sekarang ini banyak sekali guru maupun bimbingan belajar yang hanya melatih bagaimana cara mengerjakan soal dengan memberi siswa banyak latihan soal saja. 

Teori Belajar Humanistik

Prinsip dari teori belajar Humanistik adalah terletak pada konsep bahwa siswa merupakan pelaku utama. Siswa dituntut untuk memahami makna kehidupan dan lingkungannya sendiri. Di sini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan memberikan semangat dan motivasi agar siswanya menyadari arti pentingnya proses mereka belajar. Prinsip ini berpegang teguh pada konsep untuk memanusiakan manusia. Semua siswa dianggap memiliki kemampuan yang layak untuk belajar mandiri tanpa harus distir oleh guru. Pengaktualisasian siswa benar-benar dipandang dari sudut pandang siswa sendiri dan bukan dari sudut pandang pengamat. Dengan demikian diharapkan siswa akan menikmati proses belajarnya sendiri sebagai pengalaman yang akan membantu mereka menjalani kehidupan yang sebenarnya.

Teori  Belajar kognitivisme

Teori belajar ini muncul sebagai salah satu protes terharap teori belajar berdasarkan prilaku yang telah dikembangkan terlebih dahulu. Para pencetusnya yaitu Ausubel, Bruner, dan Gagne menganggap bahwa siswa memiliki proses kognitif dimana mereka tidak hanya melakukan apa yang dilatihkan kepada mereka. Melainkan mereka memiliki proses berpikir, mencerna pengetahuan yang mereka dapatkan baru kemudian mengaktualisasikannya kembali. Teori belajar ini menekankan pada bagaiman pengetahuan itu diproses oelh siswa. Penekanannya adalah siswa tidak semerta-merta meniru apa yang dilatihkan kepadanya.
Ketiga tokoh yang disebutkan di atas memiliki penekanan tersendiri dari teori ini. Ausubel menekankan pada prinsip pengorganisasian lah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap proses pembelajaran ini. Bruner berpedoman pada adanya pengelompokkan atau pengadaaan bentuk konsep dalam memberikan suatu jawaban atas bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan dari lingkungannya.

Teori Belajar Gestalt

Dalam pandangan Gestalt siswa dianggap mendapatkan pengethauan dari informasi yang diperolehnya melalaui pandangan mengenai struktur menyeluruh tentang pengetahuan itu, baru kemudian menyusunnya kembali kedalam struktur yang lebih sederhana agar mudah dipahami. Untuk lebih lengkapnya silakan mengunjungi Teori Belajar Gestalt.
Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :
  1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar
  2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
  3. Memandu guru untuk mengelola kelas
  4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai
  5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif
  6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.

Teori Pembelajaran Sosial

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan(reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).

Teori Belajar Sosial

Dalam dasawarsa terakhir, penganut teori konstruktivisme memperluas fokus tradisionalnya pada pembelajaran individual ke dimensi pembelajaran kolaboratif dan sosial. Konstruktivisme sosial bisa dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek dari karya Piaget dengan karya Bruner dan karya Vygotsky. Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun  2001. Dalam model ini, "siswa tidak hanya mengikuti  pembelajaran seperti halnya air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya." Dalam perkembangannya muncullah istilah Teori Belajar Sosial dari para pakar pendidikan.

Pijakan awal teori belajar  sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.

Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu masih merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda dari classical dan operant conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimuli, penguatan kembali, maupun hukuman.  Belajar  melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut.

Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari pengamatan dan imitasi (peniruan) ini. Anak muda belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, ketakutan, dan banyak perilaku lain dengan mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa. Banyak orang belajar akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian menirukan gueunya. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada Albert Bandura, pelopor dalam studi tentang belajar melalui pengamatan, tipe belajar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian anak. Bandura menemukan  bukti  bahwa  belajar  sifat-sifat  seperti keindustrian, keramahan, pengendalian diri, keagresivan, dan ketidak sabaran sebagian dari meniru orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.

MACAM-MACAM TEORI BELAJAR Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin