Inti dari teori belajar dienes adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan dari siswa mutlak dibutuhkan karena dengan keterlibatan ini siswa akan lebih memahami materi yang diberikan. Oleh karena itu peranan guru harus lebih diminimalkan dan peranan siswa harus ditingkatkan. Teori dienes berkaitan erat dengan tiga hal yaitu tari, permainan, dan cerita.
Menurut dienes siswa harus diberi kesempatan untuk bereksplorasi tanpa dibatasi. Dengan cerita, tari atau permainan siswa diharapkan akan lebih tertarik terhadap pembelajaran apalagi pembelajaran matematika.
Ketiga hal pokok dalam teori dienes diuraikan sebagai berikut:
1. Cerita
Anak-anak memiliki imajinasi yang sangat tinggi. Bila dikembangkan dengan baik kemampuan mereka akan menghasilkan suatu kreatifitas yang tak terbatas. Melalui cerita seorang anak akan mampu mengembangkan daya imajinasinya. Menurut Agus(2013) Guru dapat bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya.
Jika di dalam suatu kelas terdapat siswa yang terlalu banyak, bisa dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk mengoptimalkan proses belajar dengan metode cerita ini. Bagi anak-anak cerita akan lebih menarik daripada diberi penjelasan secara konkrit terhadap suatu materi. Selain cerita yang secara langsung diberikan oleh guru, keberadaan komik matematika juga bisa membantu proses belajar dengan teori dienes ini.
2. Tarian
Tidak dipungkiri bahwa kebanyakan siswa lebih suka bergerak daripada harus duduk diam. Hal ini tercermin dari suasana kelas yang sering ramai pada saat pembelajaran berlangsung. Mengingat hal ini seorang guru bisa mengambil keuntungan dengan melakukan pembelajaran dengan media tari.
Metode ini bisa digunakan untuk mengawali suatu pembelajaran. Sebagai contoh tari daerah lego-lego bisa diguanakan untuk mengawalai pembelajaran geometri. Karena tari lego-lego bisa membentuk konsep lingkaran pada siswa.
3. Permainan
Sering kita temui dalam kegiatan belajar mengajar siswa nanpak tidak bersemangat untuk mengikutinya. Seorang guru dituntut untuk bisa mengatasi hal ini. Seperti yang kita tahu bahwa hampir semua anak menyukai permainan. Guru bisa memanfaatkan hal ini dengan menyisipkan pembelajaran dalam permainan. Permainan dibuat dengan aturan-aturan tertentu yang menuntun siswa pada suatu konsep matematika. Sebagai contoh permainan domino pecahan yang akan mmengasah pemahaman siswa mengenai konsep pecahan. Menurut Ruseffendi, E.T., (1979). Permainan dalam matematika amat bermanfaat terutama untuk:1) menimbulkan dan meningkatkan minat; 2) menimbulkan sikap positif terhadap matematika; 3) mengembangkan konsep; 4) latihan keterampilan; dan 5) hiburan.
Kelemahan Teori Dienes
- Tidak semua materi dapat menggunakan teori belajar Dienes, karena teori ini lebih mengarah kepermainan.
- Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama.
- Bila pengajar tidak memiliki kemampuan mengarah siswa maka siswa cenderung hanya bermain tanpa berusaha memahami konsep.
Daftar Pustaka
Ruseffendi, E.T. 1979. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid dan Guru. Bandung : Tarsito.
Setio, Agus.2013. Teori Belajar Dienes. Malang. Tidak diterbitkan.