Matematika
merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan
pembelajaran matematika harus dilakukan secara berkualitas dan efektif. Dalam
pembelajaran matematika perlu
diawali dengan penggalian
pengetahuan informal yang telah diserap siswa dari kehidupan masyarakat di
sekitar tempat adanya kendala perbedaan latar belakang kultural (Bryant, 1996)
dan pemahaman akan keberagaman dan
penghargaan akan perbedaan, serta bagaimana bersikap dan bertindak dalam
situasi multietnik multikultur (Matsumoto, 1996).
Hal
ini dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis etnomatematika.
Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan
tertentu (Yusuf dkk, 2010). Budaya yang dimaksud disini mengacu pada kumpulan
norma atau aturan umum yang berlaku di masyarakat, kepercayaan, dan nilai yang
diakui pada kelompok masyarakat yang berada pada suku atau kelompok bangsa yang
sama (Hammond, 2000).
Kata
ethno mengacu pada istilah kelompok kebudayaan, sedangkan mathema mengandung arti
mengerti, menjelaskan dan mampu mengolah hal-hal riel secara spesifik dengan
mengklasifikasi, menghitung, mengukur, dan memodelkan suatu pola yang muncul di
lingkungan. Sedangkan kata ticks maksudnya seni dalam bidang teknik.
Etnomatematika
tumbuh dalam kebudayaan yang secara tidak langsung seringkali tidak disadari
oleh masyarakat. Etnomatematika yang berkembang dimasyarakat terlihat lebih
sederhana dari matematika yang ada di sekolah. Hal ini lah yang menyebabkannya
sering terlewat oleh pengamatan masyarakat. Matematika dalam budaya seringkali
tersaji tanpa definisi, teorema ataupun rumus rumus yang memerlukan penelaahan
lebih lanjut.