Di
Finlandia, anak dikenakan wajib belajar ketika ia memasuki usia yang ketujuh.
Namun demikian, bagi anak yang belum mencapai usia 7 tahun, mereka dapat
menikmati pendidikan pra-sekolah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah di
bawah pengawasan administratif Kementerian Sosial.
Pra Sekolah di Finlandia |
Partisipasi
anak pada jenjang pendidikan pra-sekolah bersifat sukarela (voluntary), dan
bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat anak sedari dini, dengan
membekali mereka dengan dasar pengetahuan yang disesuaikan dengan kemampuan
usia anak. Di jenjang pendidikan pra-sekolah, anak didik utamanya untuk
memperkenalkan mereka cara berteman, bersosialisasi dan berinteraksi di
masyarakat. Pendidikan pra-sekolah diberikan di sekolah-sekolah dan di
pusat-pusat penitipan anak (day care centers). Namun demikian, tidak semua
sekolah dasar menyediakan pendidikan pra sekolah.
Anak
yang berusia di bawah 7 tahun yang mengikuti jenjang pendidikan pra-sekolah di
sekolah umum/pemerintah tidak dipungut biaya pendidikan. Selain dari pada itu,
siswa pra-sekolah juga disediakan makanan (school meals), pelayanan kesehatan,
dan transportasi (apabila rumah mereka berada lebih dari 5 Km) secara gratis.
Namun demikian, bagi anak berusia di bawah 7 tahun yang mengikuti jenjang
pendidikan pra-sekolah di pusat penitipan anak akan dikenai biaya yang
disesuaikan dengan pendapatan orang tuanya.
Meskipun demikian, baik anak yang mengikuti jenjang pendidikan
pra-sekolah, baik di sekolah umum/pemerintah dan pusat penitipan anak, dapat
menikmati fasilitas pendidikan yang sama dengan anak di tingkat wajib belajar.
Statistik
mencatat bahwa pada tahun 2007, sejumlah 56.311 anak mengikuti pendidikan
pra-sekolah secara sukarela, di mana diantaranya 12.250 anak menikmati
pendidikan pra-sekolah di sekolah, dan sisanya, 44.061 anak, di pusat penitipan
anak. Angka tersebut mewakili 99.2% dari jumlah anak dikelompok usia 7 tahun ke
bawah.
Pendidikan
pra-sekolah juga dapat dilakukan di lembaga pendidikan swasta. Pemerintah
daerah dapat menyelenggarakan jenjang pendidikan pra-sekolah secara mandiri,
maupun dengan bekerja sama dengan penyelenggara pendidikan pra-sekolah swasta.
Namun demikian, pemerintah daerah tetap berkewajiban untuk menjamin bahwa
pendidikan pra-sekolah yang diselenggarakan oleh pihak swasta tersebut
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kurikulum nasional.
Pendidikan
pra-sekolah menekankan pada mempersiapkan anak untuk menjalani masa wajib
sekolah. Badan Pendidikan Nasional Finlandia menetapkan kurikulum inti bagi
penyelenggaraan jenjang pendidikan pra sekolah pada tahun 2000. Kurikulum inti
nasional tersebut diformulasikan dengan bekerja sama erat dengan para pemangku
kepentingan yang relevan, termasuk pemerintah daerah, pusat penitipan anak dan
sekolah. Setiap lembaga penyedia pendidikan wajib merancang kurikulum lokal
yang berpegangan pada kurikulum inti nasional.
Jenjang
pendidikan pra sekolah diselenggarakan selama 700 jam per tahun, atau maksimum
4 jam per hari kerja.
Prinsip
dasar yang disediakan dalam kurikulum inti nasional pada jenjang pendidikan
pra-sekolah ditekankan pada pengembangan individu anak (dalam berbicara dan
berbahasa), mempersiapkan anak menjalani masa wajib belajar di tingkat
pendidikan dasar, dan melatih kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi anak,
serta kemandirian anak. Kemandirian merupakan salah satu etos belajar yang mendasari
inti prinsip pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning principle). Dalam
jenjang pendidikan pra-sekolah, anak hanya dididik melalui berbagai jenis dan
bentuk permainan. Anak dididik sedari dini untuk mampu bekerja sama dan memacu
daya kreatifitas dan inisiatif anak. Modal dasar pengetahuan dan keahlian mulai
dikenalkan dan diberikan kepada anak pra-sekolah.
Jumlah
anak dalam satu kelas pendidikan pra sekolah tidak secara eksplisist ditentukan
oleh peraturan perundangan, namun Kementerian Pendidikan telah menentukan bahwa
jumlah maksimum anak dalam satu kelas pra-sekolah adalah 13 orang, dan dapat
diperbesar hingga sejumlah 20 anak dalam satu kelas.
Setiap
anak didik pra-sekolah akan dimonitor tingkat kesiapan mental dan sosial, serta
perkembangan kognitif anak guna menjalani pendidikan dasar di tahun berikutnya.
Di akhir jenjang pendidikan pra-sekolah, anak akan memperoleh sertifikat yang
menuangkan kemampuan dan performa anak secara deskriptif.
Di
jenjang pendidikan pra-sekolah terdapat konsep ”educational partnership” yang
menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung proses pembelajaran anak
yang diberikan oleh gurunya di sekolah atau di pusat penitipan anak. Orang tua
murid juga turut aktif dilibatkan dalam penyusunan kurikulum daerah yang tetap
berpegang teguh dengan kurikulum inti nasional.